Selasa, 26 Juli 2011

Khalif Al Mu’tashim


Khalif Al Mu’tashim
1.      Khalif  yang Kedelapan
Emir Muhammad ibn Harun Al Rasyid naik menjabat khalif yang ke delapan di dalam daulat Abbasiah pada usia 29 tahun dengan panggilannya secara lengkap : Khalif Al Mu’tashim Billah.Panggilan lengkapnya itu bermakna : yang berlindung dengan allah.
Ia wafat dalam usia 38 tahun dan massa pemerintahannya menurut sannat –Hijrah ialah 8 tahun 8 bulan 8 hari  dan sewaktu wafatnya,ia meninggalkan 8 putra dan 8 putri. Tersebab itulah ia sering dipanggilkan belakangan oleh ahli – ahli sejarah dengan Al-Mutsammin (sang delapan).ia naik menjabat khilafat mengantikan khalif Al – Makmun. Khalif Al – Makmun itu menjelang wafatnya mencabut hak khilafat dari putranya,Emir Alqasim ibn Abdillah. Menjelang wafatnya ia meninggalkan 2 amanat tertulis kepada penggantinya itu yaitu :
1.      Melanjutkan  al mihnat yang telah digariskannya dan harus senantiasa memintakan pertimbangan hakim agung Ahmad ibn Abi Daud.
2.      Bersikap lunak dan melindungi terhadap keluarga Alawiah.

        2. Pemberontakan pihak tentara
Emir Muhammad Ibnu Harun Al Rasyid itu semenjak mudanya seorang  militer yang keras memperpenggangi disiplin. Itulah salah satu sebab yang mendorong Khalif Al Makmun memindahkan  hak Khilafat dari putranya kepada saudaranya. Khalif Al Mu’tashim sendiri menunggukan hasilnya pada Maskar Induk Pasukan ,wibawa pribadinya sebagai panglima memperlihatkan dirinya sejelas – jelasnya sewaktu berdiri di depan pasukan besar itu.Kaisar Theopilus sendiri amat menunggukan kemelut pada pihak islam seperti biasanya terjadi pada setiap terjadi pergantiaan kekuasaan  dimanapun juga.
3.      Pemberontakan pihak Alawiah
Pertempuran di Asia kecil telah mereda hingga Khalif Al Mu’mutahim telah beroleh kesempatan untuk pulang kembali ke Baghdad.beban pajak sedemikian berat dipikul rakyat di dalam wilayah – wilayah tersebut yakni semenjak masa pemerintahan Kaisar Nicephorus I ( 802 – 811 M ) dan masa – masa berikutnya.Yaitu tahun 219 H / 834 M pada tahun itu meletus pemberontakan pihak Alawiah dalam wilayah Asia Tengah ( Khurasan ) dibah Pimpinan Emir Muhammad ibn Al Qasim Al Alawi. Silsilah lenkapnya ialah Muhammad Ibnu Al Qasim ibn Umar Ibn Ali Zainul Abidinibn Alhussain ibn Ali ibn Abithalib.   
4.      Pemberontakan kaum Zott
Pada tahun 219 H / 834 M itu, yang berkelanjutan sampai tahun 220 H /835 M,pecah perusahan kau Zott yang bermula di sekitar Basrah dan kemudian meluas dalam wilayah Irak.Kaum Zott itu kemudian Captain S.F Mahmud di dalam the story of  islam cetakan 1960 halaman 99, adalah suku – suku pemgembara dari Indian  yang pada dinasti Sanssanids ( 226 – 651 M ) dulu banyak perpindahan dari Indian dan berdiam pada lembah irak, terutama sekitar Basrah .Pada masa Al Makmun pernah berontak, disebut pemberontakan Zangi, tidak meluas dan segera dapat di  padami. Tetapi pada masa Khalif Al Mu’tashim merekapun mengorganisir pemberontakan Dan melakukan perusuhan secara luas.
5.      Perusuhan Babek Al Kharmi     
Babek Al Kharmi Yang melakukan  pengacauan dalam wilayah Azarbaijan dan wilayah Tabaristan pada masa pemerintahan khalif Al Makmun berhasil dihalaukan dewasa itu.tetapi pada tahun 220 H / 853 M ia pun bangkit kembali dengan pasukannya dari tempat – tempat persembunyiannya. Kebuasan yang dilakukan sekta ekstrim di dalam lingkungan agama Zarathustra ( Majusi )  itu telah amat melampaui batas – batas tak manusia.sejarah mencatat bahwa Khalif Al Mu’tashim sendiri yang telah bertindak memancungnya sampai mati. Kepalanya dikirim ke khurusan untuk di pertontonkan pada kota – kota yang pernah menderitakan pengacauannya. Sedangkan tubuhnya di pancangkan di Baghdad dan pada tahun 223 H / 838 M barulah di kebumikan pada ibukota yang baru,Sumarra.
6.      Membanggun ibu kota Samarra
Semenjak keangkatannya menjabat Khilafah dan disusuli reaksi kalangan tentara pada Eront terdepan di Asia kecil itu telah membangkitkan perasaan yang tidak simpatik di dalam dirinya dan bahkan kecurigaan terhadap kalangan tentara yang ada dan yang umumnya berkebangsaan Arab itu.Dengan kebijaksanaanya itu Khalif Al Mustahim mulai merasakan bagaikan ada api  di dalam sekam selama di Baghdad.Dengan begitulah terbukalah sumber kerja dan sumber kehidupan baru bagi karyawan kasar sampai karyawan seni. Ibu kota baru itu diresmikan dan di tempati pada tahun 221 H / 836 M. oleh karena keindahan ibu kota yang baru itupun meresmikan namanya dengan  : Sarra man ra – a, bermakna , Rianggem bira siapa menyaksikan. Lambat- laun nama itu di dalam sebutan sehari – hari berobah menjadi : samarra.     
7.      Serangan Pihak Bizantium
Semenjak kehancuran pasukan dalam pertempuran Heraclea tahun 832 M itu Kaisar Theopilus ( 829 – 842 M ) sudah tidak dapat berbuat apapun.oleh karena itu serangan dari pihak Bulgaria sudah terhenti maka suasana aman itu terdapatlah dipergunakannya bagi menyusun kekuatan tempur yang baru kembali.pada tahun 863 M itupun melancarkan serangan pada seluruh perbatasa asia kecil yang diduduki pihak islam dan tekanan terberat ialah pada perbatasan Irak dan Armenia.sikap tindak didalam seranggan tersebut dilukiskan oleh The Histprians’ history of the world vol. VIII halamn 36 dengan kalimat :  “ the emperor theopilus destroys zapetra in his savage war on the moslems”,yakni “Kaisar Theopilus menghancurkan Zapetra di dalam peperangannya yang buas terhadap orang islam “.tentara apa yang dimaksud dengan “ buas “ ( savage war ) oleh buku sekarah terbesar itu, terbitan Encyclopedia Britannica inc, akan dapat dimaklumi dengan memungut apa yang di ungkapkan Muhyeddin Al Khayyat di dalam Tarikhul – Islami Jilid IV halaman 58, berbunyi : “ Fa-Qatalal – Rijala wa-Sabaan-Nisak wal Athfal wa-Sammalal-A’yuna Faqaha bi-Hadidatin Muhamatin wa-Qatha’al-Azana wal-anfa”.bermakna , “ iapun membunuhi para lelaki dan menawan para wanita dan anak –anak,mencukili matanya dengan besipanas dan memotongi telinga dan hidung”.

8.      Labbaik ! labbaik !
 Muhyeddin Al Khayyat selanjutnya bercerita bahwa diantara wanita – wanita yang mendirikan kebuasan itu termaksud keluarga Hasyimi.perutusan Zapetra yang tiba di ibu kota Samarra menceritakan sekalian tragedi itu. Sewaktu kepala perutusan menceritakan jeritan wanita Hasyimi itu dengan sangaat Dramatis sekali, maka sejarah mencata bahwa Khalif Al Mu’tashim yang tengah memegang piala miniman di tangannya segera menghentakakn piala itu dan menjerit : Labbaik ! Labbaik ! Labbaik ! Labbaik ! Jeitan itu bermakna : saya sambut panggilanmu ! saya sambut panggilanmu !
9.      Menghancurkan kota Amorium
Kaisar Theopilus tidak mampu untuk bertahan lama –lama hingga akhirnya terpaksa melakukan perlawananya sambil undur.pada awal tahun 223 H / 838 M berlangsung pertempuran yang sangat menetukan sekali di dasymon, dikenal dengan battle of dasymon,dan Kaisar Theopilus dengan sisa pasukannya terpaksa undur kedalam kota benteng Amorium,yaitu kota kelahiranya di dalam wilayah Galatia.selanjutnya berlansung pengejaran terhadap sisa –sisa pasukan Kaisar  Theopilus itu.penyair Abu Tammam yang amat terkenal dalam sejarah kesustaraan Islam yakni Habib ibn Auss  Al Thai ( wafat 230 H / 845 M ) yang turutikut dalam serangan balasan yang dilancarkan Khalif Al Mu’tashim.
10.  Melanjutnya Al Mihnat
Khalif Al Mutashim adalah seorang militer tetapi karena menhargakan amanat saudaranya Khalif Al Makmun maka Al Mihnat tetap berlangsung pada berbagai wilayah .sekalipun begitu Al Mihnat berlangsung sampai kepada masa wafatnya kepada purtranya yang menggantikannya yaitu Khalif Al Watsiq. 




 

Kiamat


BAB I
PENDAHULUAN

I.       LATAR BELAKANG
Kiamat, suatu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pernah diisukan baru-baru ini bahwa kiamat akan datang pada tahun 2012, namun semua itu dipatahkan dengan kenyataan bahwa semua itu adalah rekayasa manusia, hanya sebuah terkaan. Semua ini terbukti dengan masih adanya keimanan dalam diri pribadi muslim, keyakinan bahwa penentuan hari kiamat hanyalah milik sang Pencipta, tak ada seorangpun dari makhluk yang mengetahui, bahkan Rasulullah SAW pun tidak mengetahui hal tersebut. Beliau hanya memberitahukan tanda-tanda terjadi kiamat, yang akan penulis bahas nanti.
Nah yang perlu jadi perhatian bagi kita semua adalah muslim yang mana yang bisa memiliki keyakinan seperti itu...

II.    RUMUSAN MASALAH
1.      Yaumul Akhir
A.    Alam Barzakh (Alam Kubur)
B.     Hisab, Mizan, dan Shirath

BAB II
PEMBAHASAN

I.         KIAMAT
Terdapat dalam surat Qaaf : 19-23,
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, Maka kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, Maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Dan yang menyertai dia Berkata : " inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”.[1]

Kiamat pasti akan terjadi, semua orang tidak ada yang tahu kapan hari kiamat itu akan terjadi termasuk nabi dan rasul. Firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf :187,“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".

Rasulullah SAW memberitahukan kepada kita beberapa tanda kiamat, ada tanda kiamat kecil (kiamat sugra), kiamat besar (kiamat kubra).
Tanda-tanda kecil itu adalah :
1.      Jarak hari kiamat itu hanyalah seperti 2 jari, bagaikan jari telunjuk dan jari tengah
2.      Apabila budak wanita tuannya, dan orang-orang miskin berlomba-lomba dalam kemewahan dan kemegahan bangunan
3.      Lenyapnya ilmu pengetahuan, meluasnya kebodohan, banyaknya peminum khamar, dan terjadi perzinaan secara terang-terangan
4.      Akan terjadinya peperangan antara 2 kelompok besar
5.      Terlihatnya sedikit laki-laki dan banyaknya perempuan yang ingin bersenang-senang dengannya
6.      Terasa waktu amat pendek. Seperti setahum terasa sebulan
7.      Seringnya terjadi gempa bumi, timbulnya fitnah, terjadinya pembunuhan, amanah banyak disia-siakan, banyaknya manusia yang ingin bunuh diri, umat Islam patuh sepenuhnya kepada umat lain.[2]

Adapun tanda kiamat besar (kubra) adalah :
1.      Mengepulnya dakhan (asap)
2.      Munculnya Dajjal
3.      Dabbah (a/ hewan melata di bumi)
4.      Matahari terbit di barat
5.      Datangnya nabi Isa AS ke Bumi
6.      Berkeliarannya Ya’juj, dan Ma’juj
7.      Terjadinya 3 gerhana, di timur, barat, dan jazirah Arab
8.      Berkobarnya api dari negeri Yaman yang mampu mengiringi manusia ke Padang Mahsyar (hari Penghimpunan)

Kiamat akan terjadi apabila Allah SWT menugasi Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Dengan tiupan pertama seluruh penghuni langit dan bumi jadi terkejut dan takut. Firman Allah SWT dalam surat An-Naml : 87,“Dan (Ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri”.
Para penghuni langit dan bumi semuanya berteriak tolong, tolong dengan ketakutan yang bersangatan, hingga,“(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.”
Dan berubahlah anak-anak kecil yang belum cukup umur, lalu mereka menetap / tinggal selama Allah SWT menghendaki

     Kemudian Allah SWT menugasi Malaikat Israfil untuk tiupan yang kedua, maka binasalah seluruh penghuni langit dan bumi. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar : 68,“Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”.[3]
Pada tahap berikutnya Allah SWT menugasi Malaikat Izrail mencabut nyawa-nyawa mereka. Setelah Izrail selesai melakukan tugasnya maka Allah SWT bertanya :” Hai Malaikat Maut siapakah yang tersisa / masih hidup diantara makhluk ku?”, Izrail menjawab :”Seorang hamba-Mu yang dha’if inilah yang tersisa hidup”. Lalu Allah berfirman :”Cabutlah nyawamu”.
Kemudian Izrail pergi ke suatu tempat diantara Surga dan Neraka, maka mulailah ia mencabut nyawanya sendiri.
     Dengan ini maka tidak ada lagi makhluk yang hidup, dan bumipun menderita kerusakan selama 10 tahun. Allah SWT berfirman :” Hai dunia yang hina, dimanakah raja-raj dan anak mereka, dimana pula para penguasa yang sombong, dan dimanakah orang-orang yang suka menyantap rizki-Ku namun membaktikan dirinya kepada selain Ku?.”"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”

     Kemudian Allah SWT mengirim angin yang pernah ditiupkan kepada kaum ‘Ad. Maka dengan angin tersebut meratalah bumi seluruhnya tiada bersisa sedikitpun.

Sa’at peniupan ke tiga mereka dibangkitkan kembali untuk menunggu keputusan bagi masing-masing. Semua makhluk, mulai dari bangsa jin, manusia dihalau ke padang Mahsyar menunggu perhitungan (hisab) dari semua amal perbuatan mereka selama di dunia. Maka dilakukanlah penimbangan pada hari (yaumul mizan) yang akan membagi manusia menjadi 2 kelompok ; surga dan neraka.


II.    BARZAKH (ALAM KUBUR)
Alam kubur disebut juga dengan Alam Barzakh. Barzakh artinya yang membatasi antara 2 hal. Yaitu pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Setelah memasuki alam ini mereka (manusia dan jin) akan ditanya oleh Malaikat Mungkar dan Nangkir ; mengenai Tuhan, Agama, dan Nabinya. Oleh sebab itu ada kesiapan untuk menjawab pertanyaan Malaikat itu, yaitunya “Iman dan Amal Shaleh” selama di dunia. Setiap yang lulus dalam ujian ini akan merasakan kenikmatan, sebaliknya akan mendapatkan penderitaan, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ibrahim : 27,“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu (kalimatun thayyibah) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki”.[4]
Pada surat Al-Mu’min : 45-46 Allah juga berfirman :“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang (sebelum hari berbangkit), dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.[5]

Berdasarkan ayat diatas dapat kita ambil hikmah bahwasanya Allah SWT dengan Maha Pengasih, dan Maha Penyayang-Nya memberitahukan kepada kita semua perihal hari kiamat dan hari kebangkitan. Kalau kita masih meragukan akan informasi ini Allah menyuruh kita untuk mempelajari perkara proses kejadian manusia yang diciptakan dari setitik nutfah (sperma).


III. AL-HISAB (YAUMUL HISAB)
Merupakan hari perhitungan amal. Perhitungan akan dilaksanakan sesuai dengan isi “kitab” yang mencatat seluruh amal (manusia dan jin) selama di atas dunia. Cara penyerahan kitab ini berbeda-beda. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana nasib seseorang di akhirat kelak. Firman Allah SWT dalam surat Al-Insyiqaq : 7-12,“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.[6]
Dengan timbangan itu akan nyata bagi kita nilai (berat) dari tiap-tiap amal perbuatan kita selama diatas dunia, tak dilewatkan walau sebesar biji zarrahpun. Sehingga ada nantinya suatu perbuatan yang kecil menurut kita tetapi besar menurut Allah SWT, begitupun sebaliknya perbuatan yang besar menurut kita bisa jadi kecil menurut Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi : 103-105,“Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?. Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang Telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat”.
Yang merasakan paling berat dalam hari perhitungan ini yaitu orang kafir, musyrik,munafik, fasiq, dan orang-orang yang berdosa besar.

      Perkara yang pertama yang akan dihisab Allah SWT yaitu perkara Shalat. Imam An-Nasafi dalam Bahrul Kalam menyebutkan bahwa; yang tidaka akan dihisab pada hari perhitungan yaitu: Nabi dan Rasul, anak-anak yang belum cukup umur, dan 10 orang yang diterangkan Rasulullah akan masuk surga;
a.       Abu Bakar Ash-Shiddiq
b.      Umar Bin Khattab
c.       Usman Bin Affan
d.      Ali Bin Abi Thalib
e.       Sa’ad Bin Abi Waqqas
f.       Said Bin Zaid
g.      Adz-Dzubair Bin Awwam
h.      Abu Ubaidah
i.        Amir Bin Jarrah
j.        Abdurrahman Bin Auf
k.      Thalhah.[7]

Bahwa Asy-Syuhada / para saksi atas (amal-amal perbuatan) manusia selama di atas dunia ada 7 :
a.       Golongan bangsa Malaikat (An-Nisa’ : 166)
b.      Bumi (Al-Zalzalah : 3-4)
c.       Zaman atau Masa (Hadits)
d.      Lidah / Lisan (An-Nur : 24)
e.       Sejumlah anggota tubuh (Yaasiin : 65)
f.       2 sekretaris bangsa malaikat (Al-Infithar : 10-12)
g.      Diwan / kitab (Al-Jatsiyah : 29)


Ada 3 tingkatan hisab :
1.      Dengan proses yang ringan, mereka adalah orang yang bertaqwa
2.      Dengan proses yang sangat berat, adalah orang-orang kafir
3.      Dengan sejumlah pertanyaan, yang akhirnya selamat, mereka adalah orang-orang yang durhaka.[8]


IV. PENIMBANGAN (MIZAN)
Firman Allah SWT dalam surat Al-Qari’ah : 6-9“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,   Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.[9]
Alllah SWT juga berfirman dalam surat Al-Anbiya’ : 47, 
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan”.

      Pengadilan Allah SWT menggunakan “mizan” (timbangan), yang tidak akan menganiaya siapapun walaupun sebesar biji zarrah. Apakah pertimbangan itu sesuatu yang bersifat material atau hanya kiasan tentang keadilan mutlak, tidaklah banyak pengaruhnya dalam akidah, selama diyakini bahwa ketika itu tidak ada lagi sedikit penganiayaan pun. Firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf  : 8-9,
 “Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, Maka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami”.[10]


V.    SHIRATH
Shirath, jembatan yang tergantung di atas neraka jahannam. Semua manusia tak terkecuali, termasuk para nabi dan rasul akan melalui jembatan ini. Siapa yang lurus di dunia, akan berhasil dengan selamat sampai ke surga melewati jembatan ini, begitu sebaliknya akan jatuh ke dalam neraka. Semua tergantung amal yang kita lakukan selama di atas dunia. Rasulullah SAW bersabda :
“Kemudian dipasanglah sebuah jembatan diatas unggun dua tepi jahannam. Maka aku (nabi Muhammad SAW),dan umat-Kulah yang pertama menyebranginya”.[11]
Berdasarkan hadits di atas para ulama berpendapat bahwa jembatan yang harus dilalui setiap orang menuju ke surga dengan segala tingkatannya, sedangkan di bawahnya terdapat neraka dengan segala tingkatannya juga.

Shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang (H. R. Bukahri dan Muslim)[12]



BAB III
KESIMPULAN

Kiamat pasti akan terjadi, semua orang tidak ada yang tahu kapan hari kiamat itu akan terjadi termasuk nabi dan rasul. Tanda-tanda kecil itu adalah :
1.      Jarak hari kiamat itu hanyalah seperti 2 jari, bagaikan jari telunjuk dan jari tengah
2.      Apabila budak wanita tuannya, dan orang-orang miskin berlomba-lomba dalam kemewahan dan kemegahan bangunan
3.      Lenyapnya ilmu pengetahuan, meluasnya kebodohan, banyaknya peminum khamar, dan terjadi perzinaan secara terang-terangan
4.      Akan terjadinya peperangan antara 2 kelompok besar
5.      Terlihatnya sedikit laki-laki dan banyaknya perempuan yang ingin bersenang-senang dengannya
6.      Terasa waktu amat pendek. Seperti setahum terasa sebulan
7.      Seringnya terjadi gempa bumi, timbulnya fitnah, terjadinya pembunuhan, amanah banyak disia-siakan, banyaknya manusia yang ingin bunuh diri, umat Islam patuh sepenuhnya kepada umat lain

Adapun tanda kiamat besar (kubra) adalah :
1.      Mengepulnya dakhan (asap)
2.      Munculnya Dajjal
3.      Dabbah (a/ hewan melata di bumi)
4.      Matahari terbit di barat
5.      Datangnya nabi Isa AS ke Bumi
6.      Berkeliarannya Ya’juj, dan Ma’juj
7.      Terjadinya 3 gerhana, di timur, barat, dan jazirah Arab
8.      Berkobarnya api dari negeri Yaman yang mampu mengiringi manusia ke Padang Mahsyar (hari Penghimpunan)

Kiamat akan terjadi apabila Allah SWT menugasi Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala. Dengan tiupan pertama seluruh penghuni langit dan bumi jadi terkejut dan takut. Kemudian Allah SWT menugasi Malaikat Israfil untuk tiupan yang kedua, maka binasalah seluruh penghuni langit dan bumi.
Pada tahap berikutnya Allah SWT menugasi Malaikat Izrail mencabut nyawa-nyawa mereka (jin dan manusia), barulah kemudian Allah menugasi malaiakat Izra’il untuk mencabut nyawanya sendiri. Sa’at peniupan ke tiga mereka dibangkitkan kembali untuk menunggu keputusan bagi masing-masing.
Setelah memasuki alam kubur mereka (manusia dan jin) akan ditanya oleh Malaikat Mungkar dan Nangkir ; mengenai Tuhan, Agama, dan Nabinya. Oleh sebab itu ada kesiapan untuk menjawab pertanyaan Malaikat itu, yaitunya “Iman dan Amal Shaleh” selama di dunia.
Barulah setelah itu dilakukan perhitungan amal sesuai dengan isi “kitab” yang mencatat seluruh amal (manusia dan jin) selama di atas dunia. Ada 3 tingkatan hisab :
1.      Dengan proses yang ringan, mereka adalah orang yang bertaqwa
2.      Dengan proses yang sangat berat, adalah orang-orang kafir
3.      Dengan sejumlah pertanyaan, yang akhirnya selamat, mereka adalah orang-orang yang durhaka.

Terakhir barulah mereka diperintahkan untuk menyebrangi shirath yang akan berakhir dengan surga atau neraka.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar. 2005. Kuliah Aqidah Islam. LPPI UMY. Yogyakarta

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Mizan. Bandung

Arifin, Bey. 1976. Samudra Al-Fatihah. P. T. Bina Ilmu


H. F. Ramadian, Abu. Terjemahan Duratun Nasihin  Mahkota Surabaya. Surabaya

Nata, Abudin. 2009. Tafsir Ayat Pendidikan. Rajawali Press. Jakarta



 


[1]  Abudin Nata, Tafsir Ayat Pendidikan (Jakarta : Rajawali Press, 2009), hal. 114
[2]Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta : LPPI UMY, 2005), hal. 159-162
[3] Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an ( Bandung : Mizan. 1996), hal. 100
[4]Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hal 170
[5][5]Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, hal 92
[6] Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hal. 168
[7] Bey Arifin, Samudra Al-Fatihah,(P. T. Bina Ilmu : 1976), hal. 203-205
[8] Abu. H. F. Ramadian, Terjemahan Duratun Nasihin (Surabaya : Mahkota Surabaya), hal. 903-      909
[9]Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hal. 169-170
[10]Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, hal. 101-102
[11]Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, hal. 171-172
[12]Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, hal. 103-104