BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para masyarakat dalam menunjang peradaban hidup mereka Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia sangat pesat yang dimulai dari masuknya dari daerah Aceh dengan tujuan menyebarkan agama dakwah dengan menjual rempat-rempah.
Belajar menurut Reber yang dikutip oleh Muhibbin Syah, M.Ed ada dua macam definisi, yaitu pertama belajar adalah “the proses of acquiring knowledge”, (belajar adalah proses memperoleh pengetahuan). Kedua, belajar adalah “a relatively permanent change in respons potentially whice occurs as a result of reinforced practice”, (suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat)[1]. Dalam Islam urgensi belajar (menuntut ilmu) disebutkan dalam Al-Qur’an surat At Taubah:122,
“mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka apabila mereka telah kembali kepada-Nya, supaya mereka dapat menjaga dirinya.”
Untuk mengindikasikan apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil bias dilihat dari 3 aspek yaitu aspek aqidah (kognitif), aspek ibadah (psikomotor), dan aspek akhlak (afektif). Hal tersebut akan dibahas pada bab selanjutnya.
II. Rumusan Masalah
1. Pendidikan Islam Di Indonesia
2. Konferensi Pendidikan Islam Se-Dunia : “Rumusan Pendidikan Islam”
3. Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam Aqidah, Ibadah, Dan Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pendidikan Islam Di Indonesia
Adapun hasil seminar yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1936 mengenai masuknya agama Islam di Indonesia: “Menurut sumber bukti yang terbaru, Islam pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke VII M/1 H dibawa oleh pedagang dan mubhallig dari negeri Arab. Daerah yang pertama dimasuki ialah pantai barat pulau Sumatera yaitu di daerah Baros, tempat kelahiran ulama besar bernama Hamzah Fansyuri. Adapun kerajaan Islam yang pertama ialah di Pase. Kedatangan Islam ke Indonesia ikut mencerdaskan rakyat dan membina karakter bangsa. Karakter tersebut dapat dibuktikan pada perlawanan rakyat melawan penjajahan bangsa asing dan daya tahannya mempertahankan karakter tesebut selama zaman penjajahan barat dalam waktu ±350 Tahun.
A. Periode Pada Zaman Belanda
Pada tahun 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan satu peraturan yang mengharuskan para guru agama memiliki izin khusus untuk mengajar. Banyak sikap mereka yang sangat merugikan lajunya perkembangan pendidikan agama di Indonesia. Atas dasar perjuangan dari organisasi Islam, melalui konggres Al-Islam pada tahun 1926 di Bogor, peraturan tentang penyelenggaraan pendidikan islam yang di buat oleh pihak Belanda pada tahun 1905 dihapuskan dan diganti dengan peraturan yang baru yang terkenal dengan sebutan Ordonansi Guru. (Izin Bupati tidak lagi diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan Islam).
B. Periode Pada Zaman Jepang
Keadaan agak berubah, hal ini disebabkan karena Jepang mengetahui bahwa sebagian besar bangsa Indonesia adalah pemeluk agama Islam, maka untuk menarik simpati, maka Jepang menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pendidikan agama Islam. Untuk mendekati umat Islam Jepang menempuh beberapa kebijakan diantaranya pada jaman Jepang dibentuknya KUA, didirikanya Masyumi dan pembentukan Hisbullah. Pada masa pendudukan Jepang, ada satu hal istimewa dalam dunia pendidikan, yaitu sekolah-sekolah telah di selenggarakan dan dinegerikan meskipun sekolah-sekolah swasta lain seperti Muhammadiyah, Taman Siswa dan lain-lain diizinkan terus berkembang dengan pengaturan dan diselenggarakan oleh penduduk Jepang. Mulai saat itu maka pendidikan agama secara resmi boleh diberikan di sekolah-kolah pemerintah, namun hal ini hanya berlaku di pulau Sumatera saja. Sedangkan di daerah-daerah lain masih belum ada pendidikan agama di sekolah-sekolah pemerintah, yang ada hanya pendidikan budi pekerti yang didasarkan atau bersumber pada agama juga.
C. Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru pendidikan Islam dikembangkan masih dalam batas pemahaman dan pengembangan pengetahuan saja, baru setelah masuk pada abad 21 maka pendidikan Islam lebih difokuskan pada penerapan atau aktualisasi dari ilmu pengetahuan dan selalu didasarkan oleh keimanan dan ketaqwaan. Hal ini sesuai dengan beberapa strategi yang diterapkan di sekolah-sekolah guna peningkatan kualitas peserta didiknya baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai landasan menuju pembaharuan masyarakat islam yang maju.
Teknik pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-kolah umum mengalami perubahan-perubahan tertentu sehubungan dengan perkembangan cabang ilmu pengetahuan dan perubahan sistem proses belajar mengajar. Pendidikan Islam dengan pendidikan nasional semakin nampak dalam rumusan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional ialah usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai budaya, pengetahuan, keterampilan, daya estetik, dan jasmaninya sehingga dia dapat mengembangkan dirinya dan bersama-sama dengan membangun masyarakatnya serta membudidayakan alam sekitar.[2]
II. Konferensi Pendidikan Islam Se-Dunia : Rumusan Pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam yang merupakan sebuah Rumusan dari Kongres Pendidikan Islam se Dunia di Islamabad tahun 1980: “Education should aim at the balanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intellect the rational self, feeling and bodily sense. Education should there for cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate, all these aspect toward goodness and attainment perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual. The community and humanity at large.”[3]( "Pendidikan harus ditujukan pada pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui pelatihan roh manusia, akal rasional diri, perasaan dan rasa tubuh. Pendidikan harus ada untuk memenuhi pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif, dan memotivasi, semua aspek menuju kesempurnaan kebaikan dan pencapaian. Tujuan utama pendidikan terletak pada realisasi penyampaian lengkap kepada Allah pada tingkat individu. Masyarakat dan kemanusiaan yang luas. ")
Rumusan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se Indonesia tanggal 07 sampai dengan 11 mei 1960 di Cipayung, Bogor. “Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam”.[4]
Dari uraian diatas dapatlah di simpulkan bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang menghamba kepada khaliknya dengan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama.
III. Aspek Pendidikan Islam Dalam Aqidah, Ibadah, Dan Akhlak
Aspek pendidikan islam ada 3 macam yaitu :[5]
1. Aspek Aqidah
Dalam dunia pendidikan aspek aqidah sering disebut dengan aspek kognitif. Muhibbin Syah menatakan (“Psikologi Belajar”.2003.22) Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti berarti mengetahui. Muhaimin mendefinisikan kata aqidah dalam bukunya (Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2004. 305-306), Kata “aqidah” berasal dari bahasa Arab, yang berarti: “ma ‘uqida ‘alaihi wa al-dlamir”, yakni sesuatu yang ditetapkan atau yang diyakini oleh hati dan perasaan (hati nurani); dan berarti “ma tadayyana bihi al-insan wa i’taqadahu”, yakni sesuatu yang dipegangi dan diyakini (kebenarannya) oleh manusia. Dengan demikian secara etimologis, aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan yang benar-benar menetap dan melekat di hati manusia.
2. Aspek Ibadah
Dalam dunia pendidikan aspek ibadah sering disebut dengan aspek psikomotorik. Muhibbin Syah, M.Ed (Psikologi Belajar.2003.54). mendefinisikan kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkrit, dan mudah diamati baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Muhibbin Syah, M.Ed. (Psikologi Pendidikan. 2003. 54) berpendapat keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotorik. Pembelajaran PAI justru harus dikembangkan kearah proses internalisasi nilai (afektif) yang dibarengi dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan mentaati pelajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah terinternalisasikan dalam diri peserta didik (psikomotorik). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan guru dalam mendidik peserta didik dapat dilihat dari aspek psikomotor yaitu bisa atau tidakkah peserta didik itu mengaplikasikan mata pelajaran yang diberikan oleh guru kedalam tingkah laku ehidupan sehari-hari.
3. Aspek Akhlak
Dalam dunia pendidikan aspek akhlak sering disebut aspek afektif. Muhimin mendefinisikan akhlak (Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. 2003.306), kata “akhlak” (bahasa arab) merupakan bentuk jamak dari kata “khuluq”, yang berarti tabia’t, budi pekerti, kebiasaan. Jadi bila kita berbicara tentang afektif, maka kita berbicara tentang sikap dan nilai siswa. Peningkatan kecakapan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap. Dampak positif lainnya inilah dimilikinya sikap mental keagamaan ysng lebih tegas dan lugas sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang telah diilhami dan diyakini secara mendalam. Dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 12-15 dijelaskan tentang tujuan pendidikan islam.
Dari kutipan diatas bisa disimpulkan bahwa: Aspek Aqidah (kognitif), Ibadah (Psikomotor), Akhlak (Afektif), ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang harus dijalankan secara bersamaan. Bila diaplikasikan dalam dunia pendidikan yaitu dengan menanamkan pengetahuan (aspek aqidah), dan mengaplikasikan dalam bentuk ibadah maka peserta didik dapat mengerti tentang bagaimana ia menilai suatu perbuatan disekitarnya (aspek akhlak).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulan bahwa perkembangan Islam di Indonesia sangat pesat: Pada tahun 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan satu peraturan yang mengharuskan para guru agama memiliki izin khusus untuk mengajar. Namun hal itu dapat ditepis dengan Ordanansi Guru, seperti yang telah penulis paparkan.
Rumusan tentang tujuan pendidikan Islam se-dunia : "Pendidikan harus ditujukan pada pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui pelatihan roh manusia, akal rasional diri, perasaan dan rasa tubuh. Pendidikan harus ada untuk memenuhi pertumbuhan manusia dalam semua aspek, spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun kolektif, dan memotivasi, semua aspek menuju kesempurnaan kebaikan dan pencapaian. Tujuan utama pendidikan terletak pada realisasi penyampaian lengkap kepada Allah pada tingkat individu. Masyarakat dan kemanusiaan yang luas. "). Inilah yang menjadi dasar/pijakan bagi semua ilmuan Islam dalam melangkahkan kaki untuk memulai menimba ilmu.
Aspek Aqidah (kognitif), Ibadah (Psikomotor), Akhlak (Afektif), ketiga aspek ini merupakan satu kesatuan yang harus dijalankan secara bersamaan. Bila diaplikasikan dalam dunia pendidikan yaitu dengan menanamkan pengetahuan (aspek aqidah), dan mengaplikasikan dalam bentuk ibadah maka peserta didik dapat mengerti tentang bagaimana ia menilai suatu perbuatan disekitarnya (aspek akhlak).
DAFTAR PUSTAKA
M. Arifin,Prof. H, M. Ed. Ilmu Pendidikan Islam.2006. Jakarta : Bumi Aksara
Moelim, Abdurrahman, Islam Transformatif, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1997
Malik, Fadjar, H.A. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, Jakarat : Alfa Grafitama, 1998
Mahmud Yunus, Prof Dr. H. Sejarah Pendidikan Islam¸ Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Zuhairini, Dra, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2000
Mahmud Yunus, Prof Dr. H. Sejarah Pendidikan Islam¸ Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Zuhairini, Dra, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2000
Assalamu'alaikum Ijin Baca2 ya...
BalasHapusKlo Punya artikel Tentang Islam Silahkan Kirim Ke websites kami http://izharulhidayat.com/home/ atau kirim email ke : info@izharulhidayat.com
Terimakasih
Wassalamu'alaikum