PENDIDIKAN YANG MEMBERDAYAKAN
Sistem Pendidikan yang semacam apa yang dapat merangsang berkembangnya ciri-ciri dan kemampuan itu? Bagaimana mendidik generasi muda sehingga mereka sanggup hidup dalam keadaan dunia yang tidak menentu dan dalam masyarakat yang mengalami pergeseran nilai dan transformasi secara terus menerus. Sebenarnya pertanyaan ini tidak begitu menyangkut system pendidikan, tetapi lebih berkenaan dengan “spirit” atau jiwanya pendidikan.
1. Cara mendidik harus mengakui dan menerima individualitas setiap anak didik, dan mendorong dia untuk berpikir sendiri secara kritis dan kreatif. Konformisme formal dalam sistem pendidikan nasional kita merupakan musuh terbesar dari kreatifitas.
2. Pengamalan sifat pluralistis dalam pola pendidikan merupakan modal dalam menghadapi tantangan masa depan yang juga makin beragam.
3. Perlunya menekankan kembali pengembangan motivasi dan pembangunan karakter kepada peserta didik, dua hal yang sering diabaikan karena selama ini sistem pendidikan kita hanya menekankan “pengalihan pengetahuan” semata. Padahal dalam dunia yang sedang berubah dengan pesat, segala pengetahuan positif yang berlaku hari ini bisa jadi sudah akan menjadi basi pada esok hari.
4. Yang harus kita utamakan bukanlah soal alih pengetahuan, melainkan suatu sistem pendidikan yang bisa meningkatkan kemampuan belajar (learning capacity).
Seorang muda yang dididik dalam sistem pendidikan dengan 4 kriteria tersebut di atas, niscaya akan menjadi sebuah pribadi dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Dia akan menjadi insan Indonesia yang serba tahu (well informed), dengan begitu dia punya nilai lebih dalam soal “sumber daya” dibanding orang lain. Knowledge is Power.
2. Kesadaran akan pentingnya menguasai informasi menuntut dia untuk mampu mencerna secara tuntas serta menganalisa secara tajam beragam informasi yang didapatnya.
3. Selain memiliki kemampuan analisa yang tajam, dia juga memiliki kemampuan besar untuk berpikir secara integratif, menalar secara rasional dan konseptual yang memungkinkannya untuk bereaksi cepat, dengan “response time” yang pendek dalam membuat keputusan. Hal ini sangat perlu di dalam dunia yang terus berubah dan sangat kompetitif ini.
4. Dia akan memiliki kemampuan untuk bersikap kreatif terhadap tantangan-tantangan baru, beserta dengan kemampuan untuk mengantisipasi perkembangan dan berinovasi.
5. Dia menyadari bahwa proses belajar itu tidak akan pernah selesai seumur hidupnya (life-long learning) di dalam dunia yang berubah terus-menerus secara pesat.
6. Kesadaran menjadi life long-learner akan menyebabkan dia mampu untuk memegang 2 atau 3 karir atau profesi yang berbeda semasa hidupnya.
7. Dia akan memiliki kesanggupan untuk mandiri dalam berprakarsa ,berdikari dan bersaing; sekaligus memiliki kesanggupan untuk berorganisasi dan bekerjasama dengan orang lain, lepas dari perbedaan kebudayaan,ras, atau agama.
8. Dia akan memiliki kepekaan terhadap keadilan sosial, solidaritas nasional bahkan kepekaan terhadap masa depan kemanusiaan secara universal.
Kemantapan watak seperti itu sering bersumber dari “rasa berharga” sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia yang mengemban amanah-Nya untuk menguasai dan mengelola bumi dengan hati yang diserahkan kepada Tuhan dan tangan yang terulur kepada kemanusiaan. Mari kita terus berkarya dengan kapasitas kita masing-masing untuk kemajuan pendidikan menuju terwujudnya Masyarakat Pembelajar yang cerdas dan berbudi luhur, demi tercapainya Indonesia Sejahtera di masa depan. Jayalah Indonesiaku…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar